SOKOGURU, JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mengupayakan percepatan pembukaan rekening kolektif untuk penyaluran bantuan sosial (bansos).
Dengan kebijakan baru ini, bertujuan agar penyaluran bansos bisa lebih efektif dan tepat sasaran kepada penerima yang berhak.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyampaikan hal usai Rapat Koordinasi dengan anggota Himbara, dengan harapan dapat mempercepat proses pembukaan rekening kolektif (Burekol) secara signifikan.
"Kami diskusi mencoba mencari jalan supaya bisa lebih cepat, karena Insya Allah setiap tiga bulan akan ada burekol. Alhamdulillah, setelah melakukan diskusi lebih dari satu jam, kami menemukan solusi, yang insya Allah solusi ini bisa mempercepat pembukaan rekening kolektif," ujar Mensos.
Strategi Percepatan Proses Burekol
Untuk mengatasi lambatnya proses burekol, Kemensos dan Himbara menyepakati mekanisme baru. Data-data yang diperlukan untuk burekol kini bisa dikirim secara bertahap, tidak lagi menunggu semua data lengkap.
Gus Ipul menjelaskan, kemudian setiap hari bisa dicetak kartunya. Dengan metode ini, proses pencetakan kartu rekening dapat berlangsung setiap hari, sehingga tidak terjadi penumpukan pekerjaan, dan waktu tunggu bisa dipersingkat.
Setiap tiga bulan, Kemensos selalu menyalurkan bansos berdasarkan pemutakhiran data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Proses pemutakhiran ini seringkali memunculkan nama-nama penerima manfaat baru, yang belum memiliki nomor rekening.
Baca Juga:
"Pemutakhiran itu selalu saja kita temukan adanya penerima manfaat baru yang belum memiliki nomor rekening," ujar Gus Ipul.
Tantangan dalam Penyaluran Bansos dan Solusi
Penerima bansos akan terus berpedoman pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Tetapi, sifat data yang dinamis seringkali menyebabkan terjadinya inclusion error dan exclusion error.
"Satu di antara masalahnya adalah jika ketika burekol ini dilakukan, Himbara atau perbankan memerlukan waktu," kata Gus Ipul.
Waktu yang dibutuhkan mencakup pengiriman data dari Kemensos, proses pembersihan data, dan pengembalian data yang belum memenuhi syarat.
Sebagai gambaran, pada triwulan ini terdapat 3,6 juta rekening kolektif yang harus dibuka di semua bank penyalur.
"Dari jumlah tersebut, selama dua bulan lebih ini sudah selesai sekitar 2 juta lebih. Dan sisanya masih dalam proses," kata Mensos.
Jumlah pembukaan rekening kolektif yang besar ini, disebab oleh dua faktor utama, pengalihan penyaluran dari PT Pos ke Himbara, dan adanya hasil pengecekan lapangan dari pemutakhiran data.
"Sehingga lebih dari 3 juta itu, kita memerlukan waktu membuka rekening kolektif," ujar Mensos Saifullah Yusuf.(*)